Sabtu, 18 April 2015

Ketahanan Pangan Keswasembadaan Perorangan

Devinisi sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan 


Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan di masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai faktor seperti kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar, ketidak stabilan ekonomipeperangan, dan sebagainya. Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi keswadayaan atau keswasembadaan perorangan (self-sufficiency) dan ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko. Meski berbagai negara sangat menginginkan keswadayaan secara perorangan untuk menghindari risiko kegagalan transportasi, namun hal ini sulit dicapai di negara maju karena profesi masyarakat yang sudah sangat beragam dan tingginya biaya produksi bahan pangan jika tidak diindustrialisasikan. Kebalikannya, keswadayaan perorangan yang tinggi tanpa perekonomian yang memadai akan membuat suatu negara memiliki kerawanan produksi.

SOP Ketahanan pangan keswasembadaan perorangan
Prinsip dasar dari program ini adalah memungkinkan masyarakat kecil mampu menghidupi satu keluarganya masing-masing secara mandiri, tidak tergantung dari persediaan pangan (beras) di toko atau pasar, tetapi mengupayakan menanam sendiri secara berkala selama 3 bulan dengan memanfaatkan lahan pekarangan, teras deck, teritisan dan lain-lain, dengan media tanam di Bag atau Mulsa.
1. Persiapan Pupuk (Bokasi)
Rekomendasi pembuatan pupuk (bokasi) menggunakan Stater POC Marolis
  • Siapkan 100 kg kotoran sapi / kambing (jika kotoran kambing lebih baik kalau di slep)
  • Bonggol pisang di cincang menjadi bagian kecil-kecil 20% (bonggol pisang dari pohon yang sudah berbuah).
  • Campurkan rajangan bonggol pisang dengan pupuk kandang tadi.
  • Siramkan POC Marolis hingga memal dengan perbandingan 100cc di campur 10 liter air.
  • Tutup Rapat campuran di atas dengan plastik / terpal selama 7 hari. 
2. Persiapan Lahan
  • Siapkan bag sebagai media tanam (jumlah sesuai kemampuan)
  • Jika di mulsa gali tanah PxL = 3m x 1m kedalaman 30cm tutup dengan mulsa.
  • Masukan media ( tanah + bokasi dengan perbandingan 2:1) kedalam bag atau tanah yang sudah di lapis mulsa. 
  • Masukan air hingga kondisi media macak-macak, tambahkan larutan POC marolis + Bioeter 10cc / bag atau 10cc / meter.
  • Biarkan selama 7 hari dengan kondisi air di atas permukaan media tanam kurang lebih 3cm.
3. Persemaian Bibit
  • Bibit disemai sesuai kebutuhan 1 bag = 35 bj, jika untuk di tanah 1 m = 90bj, tinggal mengalikan saja berapa bag / meter kita bikin lahannya.
  • Semai membutuhkan waktu 7 s/d 10 hari atau menunggu hingga ketinggan bibit 5 s/d 10 cm.
4. Pola Tanam
  • Dalam bag jarak tanam 8 cm, satu titik satu bibit.
  • Dalam mulsa jarak 10cm, estimasi 1 meter = 90 bibit 
5. Sistem Berkala
  • Yang di maksud sistem berkala adalah menanam secara kesinambungan atau setiap bulan. Umur padi ini adalah 110 hari atau lebih mudahnya 3 bulan, untuk itu kita harus menanam setiap bulan sebanyak 3 bulan dengan jumlah sama atau berbeda setiap bulannya, dengan harapan nanti kita bisa panen setiap bulan.
6. Perawatan
  • Semua di perlakukan sama yaitu.
  • Umur 5 hari di kocor larutan POC Marolis + Bioeter 10cc/ltr (1 bag/meter = 1 liter).
  • Pertahankan ketinggian air 1 s/d 3cm di atas permukaan media tanam
  • Ulangi pengocoran tiap 5 hari sekali.
  • Diantara umur 35 hari s/d 60 hari jika mengalami kekeringan bisa menggunakan urin kambing, sapi atau air pususan beras untuk mengocor.
  •  Pada usia 60 hari dan 80 hari di kocor dengan bio eter 0.5 ltr + 0.5 ltr urin + 20 ltr air ( ini cukup untuk 20 bag/meter).
  • Tanaman umur 110hari SIAP PANEN 
7. Estimasi hasil
  • Jenis Gorontalo 1 dalam bag
1 bag = 35 biji, tiap biji akan bertunas 4 batang = tiap rumpun = 5 batang x 35 = 175 batang, tiap malay akan menghasilkan 400biji gabah = 70.000 biji, 1 kg = 25.000 biji jadi estimasi 1 bag bisa menghasilkan 2.8kg
  •  Jenis Gorontalo 1 dalam mulsa

1 meter persegi = 90biji, tiap biji akan bertunas 4 batang = tiap rumpun = 5 batang x 90 = 450 batang, tiap malay akan menghasilkan 400 biji gabah = 180.000 biji, 1 kg = 25.000 biji jadi estimasi 1 m bisa menghasilkan 7.2kg

Kesimpulan
Jika dalam 1 keluarga anda membutuhkan 1kg beras/hari maka hanya di butuhkan 11bag/bulan sebanyak 3 x tanam atau sebanyak 33bag keseluruhan. Jika menanamnya di atas tanah dengan mulsa maka di butuhkan 4.5m/bulan.

Selamat Mencoba........ SUKSES..... Sadhu...

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak dengan berkomentar.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar